Saya akan berbicara secara acak..semoga anda dapat mengikuti alur berfikir saya.
Postingan ini hanya untuk kalian yang berfikiran secara jernih dan terbuka. Bagi yang kurang berkenan, silahkan cari tombol exit dan lanjutkan kegiatan internet Anda.
Secara tegas saya katakan bahwa saya mendukung kenaikan BBM. Negara ini telah membuat banyak kesalahan dalam paradigma berfikir mengenai BBM. Biar saya jelaskan :
1. Indonesia adalah konsumen bukan produsen
Telah lama negara ini keluar dari keanggotaan OPEC karena jumlah konsumsi minyak lebih tinggi dari produksi. Karena itu Pada masa orde baru, masyarakat masyarakat sangat dimanjakan dengan harga BBM yang murah. Dampaknya tentu harga-harga lain menjadi murah pula. Masih ingat kan saat SD dengan uang jajan Rp 25,- dapat membeli 1 batagor ?? Hal tersebut terjadi lebih dari 20 tahun yang lalu, Saat pengendalian produsen kendaraan bermotor berjalan sangat efektif. Namun hal tersebut tidak terjadi di Orde Reformasi, saat kendaraan semakin banyak, otomatis konsumsi meningkat melebihi kapasitas produksi. Sayangnya persepsi "Indonesia adalah negara produsen" belum hilang dalam masyarakat hingga menuntut harga BBM yang murah. Sebagai konsekuensinya adalah peningkatan subsidi untuk menekan harga BBM yang dilempar kemasyarakat.
2. BBM bersubsidi hanya untuk rakyat miskin
Ini pemikiran yang paling aneh yang dihembuskan pemerintah secara turun-menurun. Jika dilihat satu sisi maka pernyataan BBM bersubsidi untuk rakyat miskin masuk akal. Tapi kita harus melihat dari berbagai sisi, maka pertanyaam yang timbul adalah "APAKAH YANG MAMPU TIDAK BERHAK?" biarkan saya menjernihkan pikiran anda. Secara secara sederhana subsidi berasal dari APBN yang sumbernya dari pajak, laba BUMN, dan pemasukan negara lainnya. Saya fokuskan pada pajak. masyarakat yang membayar pajak adalah orang-orang mampu. Mereka memembayar lebih mahal untuk makan, dipotong lebih besar untuk gaji, dan harus membayar pajak-pajak lainnya. Saya tidak mengatakan hal tersebut salah, bahkan sangat wajar bagi orang mampu untuk dikenakan pajak sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian maka APBN sama halnya dengan subsidi silang. Sebagai contoh, dalam universitas, mahasiswa yang masuk dengan jalur khusus harus membayar lebih tinggi diawal sebagai uang pangkal. Biasanya antara 10 juta sampai 60 juta. Kemudian uang tersebut digunakan untuk beasiswa bagi mahasiswa tidak mampu. Namun saat pembayaran SKS tidak dibedakan antara mahasiswa yang masuk dengan jalur khusus, mahasiswa SNMPTN, atau mahasiswa dengan beasiswa. Kembali ke BBM, orang kaya membayar berbagai jenis pajak sebagai pemasukan negara. Apakah orang-orang tersebut tidak berhak? Menurut saya mereka sangat berhak. Contoh nyatanya di Amerika rakyatnya dikenakan pajak sangat tinggi, namun saat mereka sakit, tidak melihat si kaya dan si miskin, biaya kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah.
3. Indikator peningkatan kesejahteraan dilihat dari jumlah kendaraan bermotor.
Belakangan ini saya sering mendengar bahwa kesejahteraan masyarakat telah meningkat. Sebagai buktinya adalah jumlah kendaraan bermotor meningkat penjualannya. Menurut saya sangat aneh pemikiran tersebut. Bagi saya Tingkat kesejahteraan tidak dilihat dari kendaraan pribadi melainkan dari kelayakan transportasi publik. Indonesia dipadati dengan produk dari jepang untuk mobil dan produk China untuk motor. Coba anda pikirkan, apakah mobil di Jepang sebanyak mobil Di Indonesia ? apakah motor di China lebih banyak dari motor di Indonesia ? Jawabanya adalah TIDAK. Indonesia adalah negara pasar yang potensial bagi negara produsen. Sebagai dampak yang terjadi adalah peningkatan konsumsi BBM yang diikuti dengan peningkatan subsidi BBM, peningkatan volume kendaraan yang menghasilkan kemacetan, juga peningkatan jumlah kecelakaan jalan raya. Maka bagi saya tidak tepat mengatakan kesejahteraan rakyat meningkat dilihat dari peningkatan jumlah pembelian kendaraan. Celakanya di Indonesia, kendaraan pribadi menunjukan status sosial seseorang.
Melihat permasalahan diatas, dapat saya simpulkan bahwa :
1. Masyarakat menginginkan harga BBM yang murah
2. BBM bersubsidi adalah hak setiap warga negara Indonesia
3. Peningkatan penjualan kendaraan bukanlah indikator kesejahteraan.
Saya mengatakan dari awal bahwa saya setuju dengan menaikan harga BBM tetapi dengan beberapa solusi atau syarat sebagai kompensasi bagi masyarakat, sekaligus menyelesaikan 3 permasalahan diatas. BBM boleh dinaikan selama subsidi digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan sarana transportasi publik yang aman, nyaman, cepat, dan murah.
Jika Target transportasi adalah masyarakat yang memiliki kendaraan, Maka target untuk mereka adalah dengan menyediakan transportasi yang aman, nyaman, dan cepat. Seperti MRT atau Busway dengan kualitas yang terjaga. Mahal dan murah tidak menjadi pertimbangan.
Dengan adanya pilihan transportasi publik bagi masyarakat maka volume kendaraan akan berkurang dan berdampak pada berkurangnya kemacetan di jalan raya. Berkurangnya volume kendaraan dan kemacetan tentu akan berdampak pada pengurangan konsumsi BBM yang diharapkan 70 % BBM terpakai untuk kegiatan produksi dan 30 % untuk kegiatan konsumsi. Artinya subsidi pun dapat berkurang secara berangsur-angsur dan kesejahteraan rakyat tidak terpengaruh. Sektor industri dapat bersaing dalam produksi yang berdampak pada perluasan lapangan kerja dan peningkatan kualitas produk.
Tentu hal ini sangat dipengaruhi oleh sikap dan komitmen masyarakat itu sendiri serta dukungan pemerintah yang berani melakukan trobosan. Bagi anda yang saat ini menggunakan kendaraan pribadi, mulailah menggunakan transportasi pubik, sepeda, atau berjalan kali. Semua orang tidak menyukai macet, polusi, dan panas matahari. Tapi hal tersebut tidak membenarkan anda untuk bertindak egois dengan menggunakan AC di dalam mobil yang menambah tingkat polusi udara. Saat ini saya tidak dapat meminta siapapun untuk mengunakan Transportasi publik karena buruknya kualitas pelayanan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan perbaikan terhadap transportasi publik serta SDM yang memadai.
Jika Kenaikan harga BBM diikuti dengan syarat yang saya sebutkan diatas, maka saya sangat setuju. Namun jika tidak, saya menolak dengan keras !!! Saya tidak mau negara ini dipimpin oleh orang yang tidak memiliki nurani untuk melihat penderitaan rakyat.
For Indonesia..