Saturday, August 31, 2013

Dulu mahal, sekarang murah meriah

1. Tanaman Anthurium

Masih inget booming tanaman yang super mahal ini di tahun 2002 ? dulu tanaman Anthurium ini harganya bisa sampai ratusan juta rupiah untuk satu potnya. Harga yang sangat luar biasa jika melihat bentuk tanaman ini biasa-biasa saja dan tidak memiliki keunikan sama sekali dimata orang awam. Namun jangan salah, kolektor Anthurium ini dari berbagai kalangan termasuk artis. Saat itu artis kondang yang gw inget ikut ngoleksi adalah Rano Karno.


Sayangnya saat ini Tanaman Anthurium tidak lagi menjadi barang mewah. Harganya sudah hampir sama dengan tanaman pot lainnya. Kabarnya harga yang mahal adalah HOAX yang disebarkan oleh pedangang Anthurium itu sendiri agar harganya melejit tinggi. Maka tidak heran jika saat ini harga Anthurium menjadi murah.

2. Kartu Perdana

Di era Handphone masih dikuasai oleh Motorola, Handphone menjadi barang sangat mewah dan sangat mahal hingga orang kaya saja yang bisa memilikinya. Dunia masih aman dari ababil yang doyan chating, mama yang terus-terusan ditangkep polisi dan minta pulsa, atau iklan ketik Reg<spasi>Jodoh supaya katemu sama jodohmu. Saat jaman kegelapan itu belum tiba, Kartu Perdana menjadi kartu super mahal. Satelindo saat itu menjadi satu-satunya provider telepon selular di Indonesia. Harga Sim Card-nya bisa mencapai jutaan bahkan puluhan juta. Malahan ada yang mencapai ratusan juta saat era nomer cantik menghampiri masyarakat Indonesia.


Namun sekarang era itu udah berubah, sekarang siapapun bisa punya handphone. Harga handphone yang murah didukung dengan harga sim card yang menjadi murah juga. Saat ini harga simcard hanya bernilai ribuan rupiah dengan nomer yang berantakan. Walau era nomer cantik udah berlalu, namun masih ada pedagang yang menjual sim card dengan harga ratusan ribu sesuai dengan nomernya. Harga termurah sim card pernah di pegang oleh provider "3" atau Three dengan Harga 1.000 rupiah. Bahkan ada juga yang membagikan Sim Card secara gratis dalam rangka promosi.

3. Tarif Ustad Solmed


Berhubung diberita lagi rame, jadi gue masukin aja deh. Dulu tarif Ustad Solmed mahal sampe puluhan bahkan ratusan juta. Tapi sekarang berkat klinik tong fang, tarif ustad solmed berubah menjadi seiklasnya. Terima kasih klinik tong fang.

Intermezzo Pemisaaa

4. Ikan Lohan

Kalian pasti tau ikan satu ini. Satu-satunya jenis ikan yang bisa jadi bahan ledekan ke temen kalian karena memiliki kelebihan jidat. Ikan ini pernah menjadi sangat mahal karena keunikan jidat dan keindahan warnanya. Selain itu juga, ikan ini sempat dianugrahi sebagai ikan pembawa keberuntungan oleh pecinta ikan. Harganya bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.


Sekarang kejayaan lohan hanya bersisa di ledekan ke temen kita saja. Harga yang tinggi telah pudar. Semakin sedikitnya peminat atas ikan ini yang menyebabkan harga ikan lohan jatuh dipasaran. Bahkan ada beberapa restoran yang menjual ikan lohan ini sebagai pilihan menunya. 

5. Telepon Rumah

Ada masa dimana Telkom begitu jaya di Indonesia. Masyarakat yang mulai bangkit perekonomiannya mulai mengenal yang namanya telekomunikasi. Bisa kring sana dan kring sini. Nah punya telepon pribadi dulu sangat bergengsi, karena rata-rata orang menggunakan telepon umum. Karena itulah harga telepon menjadi barang mewah karena sangat mahal. Kemudian era pun kembali berubah, telepon dengan caller id yang bisa mengetahui nomor penelepon menjadi primadona. Dan era pun berubah kembali dengan hadirnya telepon rumah nir kabel. Harga telepon itu relatif mahal bagi masyarakat, berharga jutaan rupiah dari berbagai merek.


Masa kejayaan itu telah habis karena digantikan oleh telepon genggam yang lebih praktis. Orang-orang tidak lagi menggunakan telepon rumah, otomasis membuat harga telepon rumah menjadi sangat murah. Dulu yang harganya bisa mencapai jutaan sekarang hanya ratusan bahkan puluhan ribu. Harga termurah yang pernah gue liat adalah telepon rumah nir kabel dengan fasilitas caller id berharga cuma 75 ribu rupiah. Lebih murah jika dibandingkan dengan handphone termurah sekalipun.

6. Tiket Pesawat

Orang-orang jaman dulu yang bisa terbang itu cuma orang kaya dan Gatot Kaca doang. Harga tiket pesawat itu super duper mahal. Satu tiket Bisa mencapai jutaan rupiah (nyampe gak puluhan juta ??) di jaman lo masih bisa beli batagor dengan 25 perak. Maskapai penerbangan cuma ada dua di Indonesia, yakni Garuda Indonesia dan Sempati Air. Dua maskapai ini yang merajai langit Indonesia dengan harga tiket yang melangit pula. Sayangnya Sempati Air bangkrut akibat krisis moneter 1998, bahkan Garuda Indonesia pun bisa bernasib sama jika tidak dibantu pemerintah.


Seperti lagu gugur satu tumbuh seribu, pasca krisis bermunculan lah maskapai-maskapai murah di Indonesia. Mulai dari adam air, sriwijaya air, air asia, batavia air, lion air, batik air, dan air-air lainnya. Semakin banyak kompetitor, maka perang harga pun terjadi. Maskapai menawarkan tiket yang murah kepada masyarakat. Harga murah dengan jumlah kursi terbatas menjadi andalan maskapai penerbangan. Saat ini sudah banyak tiket dengan harga ratusan ribu bahkan saat promo bisa mencapai puluhan ribu.

7. Gelang Power Balance



Masih inget dong sama gelang yang satu ini. Sempet booming di awal tahun 2010, hampir semua anak muda pake gelang khas yang berwarna-warni. Katanya gelang ini bisa meningkatkan keseimbangan tubuh dan cocok untuk digunakan oleh para atlit. Jelas gelang ini merupakan terobosan teknologi dalam bidang kesehatan. Harga awal yang dikeluarkan adalah Rp 750.000 beserta sertifikat. Sayangnya setelah diteliti lebih lanjut, gelang power balance ini terbukti tidak berkhasian apa-apa. Artinya gelang mahal itu setara dengan karet gelang yang dipakai buat ngiket bungkus nasi padang. Dunia pun marah karena merasa dibohongi. Otomatis omset penjualan gelang karet ini pun menurun drastis hingga perusahaan pembuatnya dinyatakan bangkrut dan menjual perusahaannya hanya dengan 8 Juta Dolar. Saat ini gelang power balance yang begitu mahal hanya berharga Rp 30.000 sata.

Tuesday, August 20, 2013

Pengalaman unik saat hidup di Arab Saudi


Sebenernya udah beberapa tahun yang lalu gue sekeluarga pergi umroh. Tapi baru sekarang inget ngepost..hehehe. Sekitar 8 hari kita ada di Maddinah dan Mekah. Namanya di negeri orang, pasti ada aja hal-hal yang beda di negeri sendiri. Nah ini beberapa hal yang unik di Arab Saudi.

1. Berbuka Puasa

Kebetulan kita sekeluarga pergi umroh saat bulan Ramadhan dan lebaran disana. Selama ramadhan, kita tinggal di Maddinah. Yang uniknya, Berbuka di Mesjid Nabawi ini, Tajil sebagaian besar disediakan oleh orang perorangan dan sebagian lagi disediakan oleh pengurus Mesjid Nabawi. Kenapa gue bilang unik? Karena saat masuk kedalam mesjid untuk tajil, kita langsung disambut oleh banyak pemuda-pemuda Arab yang mengajak berbuka di tempatnya, persis kayak kenek bus di terminal. Islam mengajarkan bahwa memberikan tajil kepada orang lain akan mendapatkan pahala sama seperti orang yang berpuasa. Oleh karena itu, mereka seperti rebutan mengajak Jamaah untuk berbuka ditempatnya, semata-mata ingin mendapatkan pahala di bulan Ramadhan.

Setelah Tajil dan Sholat Magrib dilakukan, kita bakal ditawari makanan secara gratis oleh orang-orang disana saat berada diluar Mesjid. Biasanya ada nasi kotak yang biasanya berisi nasi gulai dengan daging kambing, atau roti khas arab yang agak keras dan harus dimakan dengan bumbu kambing agar lebih lunak. Biasanya yang mengambil makanan itu adalah jamaah yang sedang Itikaf. Jadi selama bulan puasa, walaupun gak punya duit sekalipun, kalian gak akan kelaparan disana.

2. Jamaah Indonesia

Saat ada di Maddinah, kita bakal bertemu dengan umat Islam dari berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia. Jamaah Indonesia termasuk salah satu yang dihormati oleh penduduk lokal disana. Kenapa ? Karena mereka menganggap Jamaah Indonesia adalah umat Islam terbaik. 

Gue sempet ngobrol dengan orang lokal sana. Yah sebagian besar masyarakat lokal emang gak bisa Bahasa Inggris. Nah yang gue ajak ngobrol ini punya skill Bahasa Inggris yang sama amburadulnya dengan gue. Percakapan itu makin sulit gue pahami saat si arab ini ngomong dengan komposisi 70% Bahasa Inggris, 20% Bahasa Arab, dan 10% nya air liur yang muncrat ke muka gue. Perbincangan ini adalah perbincangan tersulit untuk dipahami dalam hidup gue.


Inti yang gue tangkep dari perkataan si arab ini adalah setiap tahun Ia melihat Jamaah Haji asal Indonesia yang semakin bertambah jumlahnya. Indonesia menjadi negara dengan umat muslim terbanyak di dunia, bahkan mengalahkan negaranya (Arab Saudi). Padahal Al-Quran tidak turun di Indonesia, Nabi tidak lahir di Indonesia, namun Islam bisa berkembang pesat di Negara yang sangat jauh disana (Indonesia). Karena itu, Ia mengatakan umat Islam Indonesia dalah sebaik-baiknya umat Islam. Miris emang kalo kita liat kenyataan sebenarnya di Indonesia.

3. Mengutamakan Jamaah penyebrang jalan yang habis Shalat

Ini juga jadi hal unik yang gue liat di Maddinah. Jamaah mesjid Nabawi itu bisa mencapai ratusan atau mungkin ribuan orang. Nah kebayang dong saat udah selesai Sholat, kayak bubaran tahun baru di monas, bedanya ini gak setahun sekali tapi lima kali sehari. Saat nyebrang jalan cukup unik sebenarnya, pengendara mobil rela berhenti sampe 20 menit untuk nungguin orang nyebrang. Gak ada bunyi klakson sedikitpun kayak di Indonesia. Kok gue bisa merhatiin yang kayak gitu ?? Soalnya mobil yang gue liatin itu mobil Porsche, bikin adem mata..hehehe.

4. Pelayanan gak ramah



Pelayanan ini maksudnya adalah pelayanan toko serba ada seperti kasir. Biasanya kalo kita belanja di Indonesia, kasir yang cantik-cantik langsung senyum dan nanya "Punya kartu member?" bikin hati semeriwing. Kalo di Arab, jangan harap bisa dapet yang kayak gitu. Setiap kasir itu cowok, bahkan dia bisa sama sekali gak ngeliat atau gak ngomong ke pembelinya. Waktu itu Babeh beli alat cukur rambut di Mekkah. Mungkin di toserba kayak Yogya atau Giant kalo di Indonesia. Waktu selesai dihitung, kasir yang berkulit item muka sangar itu, cuma nunjuk monitor yang isinya harga yang harus dibayar dan langsung ngelengos. Rasanya itu kayak Lo belanja di Yogya yang kasirnya cowok orang Ambon. Boro-boro nyengir, yang ada pengen cepet kabur aja.

5. Negara Super Kaya

Kalian juga pasti tau kalo Arab ini kaya banget. Sebagian besar didapat dari persediaan minyak bumi yang melimpah. Tentu negara kaya pasti berdampak pada kehidupan ekonomi masyarakatnya. Di Arab Saudi tidak diberlakukan pajak kayak di Indonesia. Alhasil barang-barang jadi serba murah dari parfume, tas, termasuk mobil. Mobil keluaran Jepang yang dianggap Mewah seperti Honda Accord, Honda Civic, Toyota Camry, Toyota Royal Saloon, (Mobil dinas Menteri kita) disana cuma jadi taksi. Biasanya masyarakat pake produk GMC pabrikan Amerika Serikat yang bertebaran dimana-mana. Kategori mobil mewah bagi mereka adalah mobil sport eropa kayak Ferarri, BMW, Lamborghini, dan mobil supercar lainnya.


Kenapa begitu ?? Kapasitas mesin mobil Jepang biasanya lebih kecil antara 1.800 cc sampe 3.500 cc supaya irit bahan bakar. Lah kalo diarab bensin itu gak perlu di irit-irit karena harga per liter kalo di rupiahin cuma Rp 800,-/liter. Jadi rata-rata orang beli mobil dengan kapasitas besar yakni lebih dari 4.500 cc. Sebelum pulang, kita sempet ketemu temen Babeh yang kerja di Jeddah, dia sendiri pake mobil Nissan Pathfinder 4.800 cc yang gak masuk di Indonesia. Untuk harga Nissan ini katanya kalo di rupiahin cuma Rp 150 Juta. Bandingin coba sama harga mobil yang ada di Indonesia.

6. Pengalaman Religi


Sebenernya gue bingung ngasih sub-judul apa ini. Yaudah langsung aja yak. Kalian pasti sering denger cerita tentang hal-hal menarik selama haji atau umroh. Nah Ini penalaman yang dialami sama kakak gue yang kedua. Jadi dia itu punya cincin  yang dikasih sama pacarnya. Sebelum tidur dia lepas cincinnya dan ditaro kedalam tas. Ternyata setelah bangun, cincinnya itu ilang gak tau kemana. Kita pun sibuk nyari cincin itu di kamar hotel, sampe bongkar-bongkar kasur segala. Tapi tetep aja gak ketemu tuh cincin. Kitapun berhenti mencari saat adzan ashar dan langsung pergi ke Mesjid Nabawi.  Pulang Sholat menuju ke hotel, entah darimana, ada ibu-ibu asal India yang tiba-tiba ngasih cincin ke kakak gue itu. Padahal kakak gue ini lagi jalan barengan sama nyokap dan kakak gue yang pertama. Naaaaah, jadilah kejadian ini menunjukan kekuasaan Allah untuk mengambil dan mengganti sesuatu dengan mudahnya.

7. Masyarakat Belanja

Lo mau tau gimana orang Arab melihat orang Indonesia ?? Dewa Belanja !! Kalo gak percaya lo bisa dateng ke pusat belanja di sekitaran Mekah. Seperti yang kita tau, Masyarakat Indonesia ini punya tradisi kuat soal oleh-oleh. Dari saudara kandung sampe saudara jauh juga dibeliin oleh-oleh. Saking banyaknya pedangang disana bisa Bahasa Indonesia untuk perdanganan. Contohnya seperti Boleh dibeli, murah, Tidak mahal, coba liat-liat dulu. Kita bakal berasa lagi belanja di tanah abang.


Nah yang patut diperhatikan, pedagang arab ini orangnya non-negotiable soal harga. Jadi harus hati-hati bagi kalian yang punya hobi nawar, bisa-bisa langsung diusir dari tokonya. Tapi ada beberapa toko yang mempersiapkan pegawainya yang khusus menghadapi situasi tawar menawar. Minimal satu toko satu orang dan dia harus paling sabar diantara pelayan yang lain. Maklum karena di arab tidak kenal istilah pembeli adalah raja, yang ada penjual adalah tuan rumah. Jadi kalo macem-macem, ya langsung diusir.

8. Siaran Televisi

Well, gue sebenernya disana jarang nonton, tapi kalo di hotel pasti selalu nyalain tivi. Setiap gue nonton, jarang banget liat acara barat. Biasanya kalo ada sinetron, ceritanya gak lebay kayak di Indonesia walaupun gue gak ngerti jalan ceritanya. Secara mereka pake bahasa arab, jadi tiap ngomong gue aminin aja.



Uniknya, ada salah satu stasiun tv yang hanya menyiarkan situasi Masjidil Harram secara Live 24 Jam tanpa berhenti, tanpa, iklan, tanpa pembawa acara. Jadi kita kayak nonton CCTV yang disiarkan secara nasional. 

9. Mesjid Terapung

Sebelum kita ke Bandara Jeddah, kita sempat mampir ke mesjid terapung. Kanapa namanya mesjid terapung ?? Ya karena mesjidnya ada di pinggir pantai dan sebagian mesjidnya ada yang menjorok ke laut. Sebenernya bukan mesjidnya yang gue anggap unik, tapi kegiatan setiap hari Jumat di sekitar mesjid itu yang unik.



Seperti yang kita tau, banyak banget TKI yang kerja di Arab Saudi dan kebanyakan dari mereka bekerja di Jeddah. Nah, mungkin udah jadi tradisi informal para TKI ini selepas Sholat Jumat untuk berkumpul di Pesisir pantai. Saking banyaknya TKI yang ngumpul disini, banyak jajanan ala Indonesia yang dijual seperti batagor, baso, dan cuanki. 

10. Komunikasi

Seperti yang gue bilang sebelumnya, masyarakat disana sedikit yang bisa berbahasa Inggris. Tambah lagi yang datang ke Mekkah dan Maddinah berasal dari berbagai negara dengan berbagai bahasa pula. Jadi Dalam hal komunikasi ke Jamaah luar Arab hanya dikenal satu kata, yaitu 'Hajj'. Dikuping gue kedengeran seperti kata Haji.

Yang perlu diperhatikan bukan arti kata dari 'Hajj' ini, melainkan intonasinya. Kalo ada orang Arab bilang 'Hajji' dengan intonasi datar, artinya mereka ingin memanggil kita karena suatu alasan. Dulu gue pernah di 'Hajji' in ma orang Arab karena pas lagi jalan sejada gue jatoh. Jadi dia panggil untuk ngingetin gue.

Nah yang bahaya kalo ada orang Arab yang bilang 'Hajj' tapi dengan intonasi yang keras dan panjang. Itu artinya ada yang salah dengan kita, baik itu pakaian, prilaku, atau hal lain yang kita perbuat. Jadi saat anda mendengar kata 'HAAJJJJJJJJI' sebaiknya segera periksa situasi anda, apakah ada yang dinilai salah.